Hardjono (memakai topi) beserta
sepeda yang dipakai ke Kediri
|
Hardjono Mubaligh Senior, warga
Klaten, Jawa Tengah ini terbilang luar biasa. Begitu mendengar ada asrama
hadits Ibnu Majjah di Pondok Wali Barokah, Kediri, mulai tanggal 1 Januari
sampai dengan 15 Januari 2014 ia membulatkan tekad meraih ilmu. Alasan naik
sepeda, bukan karena jalur Klaten ke Kediri tak ada angkutan umum, tapi karena
lebih ekonomis bagi kehidupannya yang sederhana. Bekal yg dibawa mengikuti
asrama untuk makan selama 15 hari hanya cukup untuk makan sehari sekali, itupun
menu yang sederhana, dan meninggalkan bekal untuk anak isterinya di Klaten ala
kadarnya.
Banyak peserta asrama yang memposting dirinya di jejaring sosial dalam
perjuangannya menempuh perjalanan panjang selama 21 jam, menggunakan sepeda
ontel dari Klaten menuju Kediri demi menuntut imu. "Katanya saya masuk
internet ya? Padahal internet itu apa saya juga nggak tau hehe” canda Hardjono
saat ditemui.
Selamat mas Hardjono telah dicatat oleh Malaikat sebagai ibadah yang setara
dengan berjuang fi sabilillah sesuai Hadits :
Barang
siapa yang keluar dari rumah untuk mencari ilmu sebagaimana fi sabilillah sampai dia kembali.
Hardjono menuntut ilmu karena memenuhi perintah Rasulullah SAW, sabda beliau :
Mencari ilmu itu hukumnya wajib bagi setiap muslim.
Dan Hardjono sadar betul kalau ada kesempatan mencari ilmu namun enggan mencarinya akan terkena sanksi :
Lebih beratnya penyesalan manusia
di hari kiamat nanti adalah orang yang punya kesempatan untuk mencari ilmu di
dunia tetapi tidak mau mencarinya.