Disampaikan pada
WORKSHOP Gerakan Internet Sehat & Pelatihan Citizen Journalism
Bandung, 11 – 13 Agustus 2009
Oleh : Ir. H. Chriswanto Santoso, M.Sc.
PENDAHULUAN
Apabila dua orang manusia bercakap-cakap maka ada semacam ruang tiga dimensi di antara keduanya. Saat percakapan itu terjadi di telepon dan keduanya tak saling bertatap muka makaruang yang tercipta tidak lagi tiga dimensi. Yang terjadi di internet adalah komunikasi antar banyak orang yang tersebar di berbagai tempat yang secara fisik tidak diketahui pasti lokasinya maka ruang itu pun semakin abstrak atau maya. Itulah sebabnya William Gibson,seorang penulis fiksi ilmiah, menyebut internet sebagai cyberspace atau dunia maya. Layaknya dunia nyata, dunia maya pun punya penghuni yaitu berbagai data dan informasi serta berbagai benda yang secara fisik tidak ada namun memiliki status dan identitas tertentu.
Namun penghuni dunia maya terus bertambah setiap saat dan tidak mengenal batas. Etika yang dikenal di sini pun adalah seakan “ethical zero” alias tiada etika. Orang bebas memilih, disini kebajikan dan kebatilan berjalan secara beriringan. Situs-situs keagamaan bertebaran berdampingan dengan situs-situs kemaksiatan (seperti pornografi).2 Bahkan dalam perkembangannya, internet tidak lagi hanya digunakan untuk mencari data atau informasi yang dibutuhkan, namun bisa juga digunakan sebagai sarana untuk menghancurkan kekuatan musuh.