Senin, 03 Agustus 2009

17 AGUSTUS 1945


Mengapa 17 Agustus 1945?

Chaerul Saleh:
"Sekarang, Bung! Sekarang! Malam ini djuga!", Kita kobarkan revolusi jang meluas malam ini djuga. Kita mempunjai pasukan Peta, pasukan Pemuda, Barisan Pelopor, bahkan Heiho sudah siap. Dengan stu isjarat Bung Karno seluruh Djakarta akan terbakar. Ribuan pasukan bersendjata sudah siap sedia akan mengpung kota, mendjalankan revolusi bersendjata jang berhasil dan mendjungkirkan seluruh tentara Djepang



Sukarni:
"Kita harus segeramerebut kekuasan, di saat Djepang sedfang dalam keadaan kebingungan. Kita lakukan di saat Djepang tidak bisa mengambil keputusan apakah harus menghantjurkan ataukah membiarkan kita djadi liar, oleh karena bagaimanapun djuga dia sudah kalah. sebelum ada rentjana jang konkrit, kita harus bertindak di luar dugaannja"

Soekarno:
"Ja, Ja, baiklah!, Engkau mengatakan adanja kekuatan pemuda. Baiklah, Tjoba buktikan kepada saja. Saja tidak jakiin pada kekuatanmu!"

Hadirin:
"kami sudah siap untuk mempertaruhkan djiwa kami!"

Soekarno:
"Ja, saja tahu, akan tetapi kekuatan jang segelintir ini tidak tjukup untuk melawan kekuatan bersendjata dan kesiapan total dari tentara Djepang. Tjoba, apa jang bisa kau perlihatkan kepada saja. mana bukti daripada kekuatan jang diperhitungkan itu. apa tindakan keamananmu untuk menjelamatkan perempuan dan anak-anak? bagaimana pandangan tentang tjara mempertahankan kemerdekaan setelah diproklamirkan? kita tidak akan mendapat bantuan dari Djepang atau Sekutu. Tjoba bajangkan, kita akan tegak di atas kekuatan sendiri".
]
Pemuda:
"Barangkali Bung Besar kita takut. Barangkali dia melihat hantu dalam gelap. Barangkali djuga dia menunggu-nunggu perintah dari Tenno Heika".

Wikana (dengan todongan pisau)
"kita tidak mengantjam Bung. REvolusi berada di tangan kami sekarang dan kamimemerintahkan, Bung. Kalau Bung tidak memulai revolusi malam ini, lalu ............."

Soekarno:
"lalu apa?... jang paling penting di dalam peperangan dan revolusi adalah saatnja jang tepat. Di Saigon saja sudah menrentjanakan seluruh pekerdjaan ini untuk didjalankan tanggal 17"

Sukarni:
"Mengapa djustru diambil tanggal 17, mengapa tidak sekarang sadja atau tanggal 16?

Soekarno:
"Saja seorang jang pertjaja pada mistik. Saja tidak dapat menerangkan setjara pertimbangan akal mengapa 17 lebih memberi harapan kepadaku. akan tetapi Saja merasakan di dala mkalbuku, bahwa waktu dua hari lagi adalah saat jang baik. Angka 17 adalah angka keramat. 17 adalah angka sutji. Pertama-tama kita sedang berada dalam bulan ramadhan waktu kita semua berpuasa. Bukankah begitu?'

Hadirin:
"ja"

Soekarno:
"ini berarti saat jang paling sutji bagi kita bukan begitu?"

Hadirin:
"Ja"

Soekarno:
"Hari Djumat ini Djum'at legi. Djum'at jang berbahagia. Djum'at sutji. Dan hari Djum'at adalah tanggal 17. Al-Quran diturunkan tanggal 17. Orang Islam sembahjang 17 raka'at, mengapa tidak sepuluh atau dua puluh sadja? oleh karena kesutjian angka 17 bukanlah perbuatan manusia"

Soekarno bangkit untuk mengakhiri pertemuan itu..