Kamis, 06 Agustus 2009

Eksklusif kah Islam anda ?


Eksklusif kah Islam anda ?
Kita mesti berfikir dengan jernih, apakah memang layak Islam dikotakkan-kotakkan dalam 2 kata; eksklusif dan inklusif? apakah pikiran kita harus seperti itu? Apakah tidak lebih baik kita mengkaji substansi Islam itu sendiri daripada memotret Islam dalam bingkai eksklusif atau insklusif yang mana kedua kata itu lebih bernuansa politis dan cenderung memecah belah atau lebih mudahnya bukankah pengkotakkan itu adalah part of the problems?



Saya pikir, Kita mesti menghindari menggunakan kata ekslusif untuk memotret Islam, karena yang terjadi adalah simplifikasi, sama halnya kesalahan Clifford Geertz memotret masyarakat Islam Jawa dengan mengkotakkan menjadi Islam Abangan dan Islam Santri.

Dikotomi masyarakat Muslim santri yang dikontraskan dengan masyarakat Muslim abangan sebagaimana dikaji Geertz dalam Religion of Java merupakan hasil dari 'thick description' yang lebih menekankan pada pandangan bahwa masyarakat keagamaan adalah teks sosial-keagamaan daripada entitas lainnya. Hal inilah yang juga dikritik sejarawan Marshall GS Hodgson (The Venture of Islam, Vol 2, 1974), bahwa keunggulan kajian Geertz tentang masyarakat Muslim Jawa ditandai kesalahan sistematik besar. Yaitu, ketika Geertz mengidentifikasi kaum santri berdasarkan kerangka yang diberikan kaum skripturalis; dan pada saat yang sama mengelompokkan kaum Muslim lainnya ke dalam kelompok abangan. Dan kelompok terakhir ini secara simplistis dia sebut sebagai lebih menganut tradisi Hindu-Budha
daripada Islam.(Azyumardi Azra, Islam Observed dan Santri, Republika 23 November 2006).
Kalau memahami Islam secara utuh, Islam, khususnya di Indonesia, saat ini berkembang lebih banyak berkaitan dengan isu-isu yang membahas definisi Islam dengan batas-batas (boundaries) vertikal (qualitative analysis) ketimbang definisi Islam dengan batas-batas horizontal (time-series analysis).

Dalam pemahaman saat ini, banyak orang Islam melihat Islam adalah Islam yang dianut oleh umat Nabi Muhammad SAW. Di dalam suatu hadist yang diriwayatkan Umar bin Khatab di Shahih Muslim atau bisa dibaca di http://en.wikipedia.org/wiki/Islam, Islam adalah sahadat, sholat, zakat, puasa dan haji. Dalam definisi ini sebenarnya Islam juga dianut oleh Nabi Adam AS hingga Nabi Muhammad SAW, termasuk Nabi Ibrahim, Nabi Isa dan Nabi Musa adalah Islam (lihat hadist tentang Isra Miraj, dimana nabi Muhammas SAW diperintahkan sholat sebagaimana nabi terdahulu, dan hadist tentang Haji-nya Nabi Adam ke Kabah) Sedangkan Islam yang dibawa oleh Nabi Ibrahim dari segi ibadah yang paling dekat atau mirip dengan Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW, bahkan kita dianjurkan untuk mengikutinya, anittabi’ millata ibraahim hanifan, hendaklah kamu mengikut agama Ibrahim yang lurus, atau tidak menyimpang (tidak sirik), namun demikian Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW adalah Islam yang sempurna. Pemahaman ini adalah pemahaman Islam dengan batas-batas horizontal (time series analysis).

Dalam pemahamam Islam dengan batas-batas horizontal ini, semua nabi dari zaman nabi Adam hingga Nabi Muhammad Rasulullah SAW, termasuk ribuan-an nabi diantaranya 4000-an lebih yang berasal dari bangsa yahudi, mereka masuk ke surga. Adapun Umat dari nabi masing-masing sebagaimana dijelaskan dalam Al-Baqarah 62 ; " Sesungguhnya orang-orang beriman, dan orang-orang yang jadi Yahudi dan Nasrani dan Shabi'in, barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Hari Kemudian dan beramal yang shalih, maka untuk mereka adalah ganjaran dari sisi Tuhan mereka, dan tidak ada ketakutan atas mereka dan tidaklah mereka akan berdukacita " dan Al-Maidah 69. Ayat ini menjadi mansukh (Lex Generalis) ketika Nabi Muhammad SAW diutus ke manusia sebagai rasulullah ( A'raf :158) dan nasikh-nya (lex specialis) adalah surat Al Imran: 85 " Dan barangsiapa yang mencari selain dari Islam menjadi agama, sekali-kali tidaklah tidaklah akan diterima daripadanya. Dan di Hari Akhirat akan termasuk orang-orang yang rugi. Ayat ini juga diperkuat dengan ayat lainnya seperti ;QS 4:136, QS 4: 80, QS 3:31, QS 52: 2-4, QS 4:59-60.

Adapun pemahamam Islam dengan batas-batas vertikal (qualitative analysis) melihat standar nilai-nilai Islam yang terendah dan tertinggi dan hubungannya dengan derajat kehidupan di Akhirat kelak. Di dalam pemahaman ini kedudukan orang Islam di akhirat kelak akan mulya tergantung seberapa tinggi standar nilai dan prilakunya, semakin tinggi standar nilai dan prilakunya semakin tinggi kedudukannya atau derajatnya di akhirat kelak, contoh dalam kategori ini adalah Imam yang adil, aris dan bijaksana kedudukannya adalah bersama dengan para nabi dalam pemahaman ini exclusive lebih tepat didefiniskan bagi kategori ini, karena gak semua orang Islam bisa mencapai kedudukan ini. Sedangkan derajat paling rendah adalah orang Islam yang dalam hatinya masih ada kebaikan meskipun seberat biji sawi tapi ketika mati mengucapkan tidak ada tuhan selain Allah.Dalam suatu hadis, ada seorang wanita pelacur bisa masuk surga, sebab dia memberikan air minum kepada anjing yang kehausan.