Kamis, 06 Agustus 2009

Bangsa Indonesia : Bangsa Pemimpin Dunia !


Bangsa Indonesia : Bangsa Pemimpin Dunia !
Oleh. Tedy Naufal
Sungguh, seharusnya kita bangga karena bangsa kita merupakan bangsa yang besar yang memiliki jiwa besar dan rendah hati yang tidak mampu di miliki bangsa - bangsa lain di dunia. Bangsa kita tidak hanya bangsa pilihan yang unggul, namun lebih dari itu - dari konteks pemikiran, bangsa kita adalah bangsa terdepan yang selalu beberapa langkah lebih maju daripada bangsa - bangsa lain di muka bumi ini.
Di seluruh dunia, para pakar ilmu sosial, ekonomi, politik, dan kebudayan telah terjebak kepada pemikiran salah akan bangsa ini. Seluruh dunia membayangkan Indonesia merupakan negara dengan kampung - kampung kumuh di tepi sungai, busung lapar, korupsi dan berbagai macam bencana alam yang tak kunjung henti




Padahal sebenarnya, tidak ada bangsa di seluruh dunia yang lebih bahagia dari pada bahagianya penduduk indonesia. Tak ada masyarakat yang berpesta dan tertawa-tawa, jagongan, serta segala macam kehangatan yang melebihi kebiasaan masyarakat kita. Tidak ada di dunia ini anggaran biaya pakaian dinas pejabat melebihi apa yang ada di Indonesia. Import kendaraan, dan alat elektronik disini pasti akan dijamin laku terbeli, berapa kontainerpun yang mereka datangkan ke negeri ini.
Masyarakat Internasional menyangka kita sedang krisis, padahal berita tentang krisis moneter itu adalah suatu ungkapan kerendahan hati dari kita. Masyarakat Internasional sering tidak memahami retorika budaya masyarakat kita. Kalau ada yang mengatakan “marilah mampir ke gubug saya” . Mereka pasti menyangka kita benar-benar memiliki gubug, padahal rumah kita adalah istana, yang gubernur argentina dan Menteri di Mesirpun tidak memiliki apa yang kita miliki ini.
Kalau masyarakat kita mengatakan bahwa kita sedang dilanda krisis, sebenarnya ungkapan itu menggambarkan sikap masyarakat kita yang tawadhusosial, suatu sikap yang menghindarkan diri dari sifat sombong. Jika pemerintah kita berhutang milyaran dolar, sebenarnya itu adalah suatu strategi agar kita disangka miskin. Itu sebuah taktik agar dunia meremehkan kita. Karena masyarakat kita mempunyai prinsip religius bahwa semakin kita direndahkan oleh sesama manusia, maka semakin tinggi derajat kita di hadapan Allah. Semakin kita dihinakan manusia di muka bumi, semakin mulialah posisi kita dilangit.
Dahulu, ketika bangsa ini memiliki seorang Presiden buta, semua masyarakat internasional mengejek
“Apakah 300 juta masyarakat indonesia tidak lagi mempunyai seorangpun yang mampu jadi presiden, sampai-sampai harus mengangkat seorang pimpinan pesantren menjadi presiden?”
Dan ketika ada seorang wanita yang menjadi Presiden negeri ini, mereka juga mencemooh:
“Apakah Masyarakat Indonesia 99%nya adalah wanita, sehingga tidak ada satupun laki - laki yang bisa menjadi Presiden?”
Sungguh sebuah ironis, jika masyarakat internasional yang katanya lebih terpelajar dan beradab ternyata hanya memiliki pemikiran yang linier dan tingkat kecerdasan yang tidak bisa diandalkan. Mereka tidak memiliki sikap budaya seperti sanepo, misalnya. Juga tak punya pekewuh. Kita sebagai bangsa yang memiliki kebudayaan tinggi dan berperadaban unggul - tidak akan pernah memilih suatu sikap sosial yang gemedhe ataupun adigang adigung adiguna. Kita tak akan pernah mau pamer keunggulan kepada bangsa lain, dan disitulah letak keunggulan budaya kita. Kita tidak akan mencari kepuasan hidup dengan melalui sikap ngendas-ngendasi bangsa lain, seperti yang mereka lakukan. Kita adalah bangsa yang memiliki kemuliaan batin karena sanggup memprakekkan budayaandap asor, budaya rendah hati.
Bukan hanya di bidang politik, dan sosial. Di Bidang Olahrgapun juga demikian, Tim nasional sepakbola kita pun dirancang sedemikian rupa sehingga jangan sampai menang atas kesebelasan bangsa-bangsa lain. Sudah berpuluh-puluh tahun kita mempraktekkan filosofi ngalah kuwi dhuwur wekasanane, mengalah itu luhur derajatnya.
Tidak hanya itu. masyarakat negeri ini juga memiliki sebuah konsep wibawa yang tidak mampu ditandingi bangsa lain di seluruh dunia. Malaysia yang merupakan negara tetangga kita itupun sudah mulai kehilangan wibawa. Anda tidak akan pernah bisa menemukan orang Malaysia yang mempunyai wibawa, seperti apa yang orang - orang kita punya. Datanglah ke malaysia dan berdiri tegaplah dengan tangan bersedekap sambil memandang tajam ke orang-orang di sana. Saya yakin, tidak akan ada orang yang berani menatap balik anda. Namun, coba jika hal tersebut anda lakukan di Indonesia, misalnya di pasar Tanah Abang. Saya bisa menjamin tidak lebih dari 5 menit akan terjadi pertengkaran.
Orang - orang etnis cina dari Jakarta atau Surabayapun memiliki kewibawaan yang sangat tinggi. Jika mereka pergi ke Hong Kong, mereka sangat unggul dibanding orang Cina asli. Mereka bisa teriak-teriak ala Jakarta, Siapa lu! atau ala Surabaya dengan suara keras, Yo opo, rek!
Kenapa? Karena mereka telah unggul dalam kewibawaan karena sudah terlatih di Indonesia. Sebab di Cina asli semua orang baik, tertib, dan lugu. Namun bagaimana jika di Indonesia? Siapa yang menjamin hidupmu? Anda harus liar di sini. Dirampok atau tidak, anda mesti bertanggungjawab sendiri karena tidak ada perlindungan. Sehingga tidak ada pilihan lain untuk hidup di negeri Indonesia ini selain menjadi pendekar.
Pemerintahan negeri inipun adalah pemerintahan yang paling mudah, sebab rakyatnya adalah rakyat yang paling mandiri di seluruh dunia. Bencana yang begitu dahsyatnya bisa dihadapi dengan tenang dan dengan sikap bersyukur. Bagaimana kalo dibelahan bumi lain? di Amerika misalnya, Badai Katerina yang melanda California membuat orang-orang di sana panik dan marah-marah kepada pemerintah Amerika. Mereka mendemo pemerintahnya yang tidak antisipatif dan tidak becus mengurusi masalah bencana alam itu. Begitu pula bencana badai di New Orleans yang tidak ada sekukunya Tsunami di Aceh menyebabkan terjadinya dehumanisasi total dan pemerintahnya dikritik habis-habisan. Coba lihat di indonesia, mana ada masyarakat indonesia yang cengeng seperti itu? Kebijakan menaikkan harga BBM hanya akan menyebabkan gejolak sosial yang sejenak, namun setelah itu rakyat akan kembali tenang-tenang saja, jalan -jalan akan tetap macet penuh mobil seolah kenaikan harga BBM tidak mempengaruhi konsumsi bensin mereka. Pemerintah telah silih berganti serta naik dan turun, tetapi rakyat tetap stabil seperti biasa.
Potensi yang dimiliki bangsa ini sangat besar untuk digali sehingga bangsa kita bisa tampil dalam panggung kepemimpinan dunia. Masyarakat Indonesia memiliki budaya yang kuat, iman yang kuat, dan tawakkalnyapun juga kuat, namun sayang kurang serius dalam berilmu. Namun itu bukan berarti bodoh. Ilmu yang serius bisa berarti mau mempelajari bahwa sesungguhnya bangsa Indonesia itu bangsa yang hebat dan begitu hebatnya sampai - sampai ketika menjadi malaikat, akan menjadi malaikat yang pintar dan ketika menjadi setan, akan menjadi setan yang juga tidak kalah jagoan.
Sehingga yang namanya Indonesia itu adalah negeri yang kontraversial. Di lain pihak seperti terlihat miskin dan dilanda krisis, namun sungguh kita tidak bisa menemukan tingkat kemewahan hidup melebihi orang-orang yang ada di Indonesia ini. Ilmu yang serius bisa juga berarti menyadari bahwa hanya bangsa yang besar yang diberi ujian beruntun dan mau menjadikan kejadian - kejadian yang ada sebagai pembelajaran untuk menjadi kekuatan dan untuk bersiap menyambut masa depan: yaitu Menjadi bangsa yang memimpin jagad raya.
Indonesia, Sebuah Renungan Sejarah.

Tidak ada komentar: